Author: | Muhammad Vandestra | ISBN: | 9781370161805 |
Publisher: | Dragon Promedia | Publication: | October 10, 2017 |
Imprint: | Language: | Indonesian |
Author: | Muhammad Vandestra |
ISBN: | 9781370161805 |
Publisher: | Dragon Promedia |
Publication: | October 10, 2017 |
Imprint: | |
Language: | Indonesian |
Jinn race (demon) from islamic perspective
Allah telah menegaskan dalam firman-Nya, “(Dialah Allah) yang Maha Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorang pun tentang yang ghaib itu, kecuali kepada rasul yang diridhai-Nya”. (QS. Al-Jin: 26-27). Sehingga di ayat yang lain Rasulullah diperintahkan oleh Allah untuk mengakui akan ketidaktahuannya tentang keghaiban, kecuali yang sudah diwahyukan Allah kepadanya, “Dan sekiranya aku mengetahui yang ghaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya. Dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman”. (QS. Al-A’raf: 188).
Berdasarkan ayat tersebut, kita bisa menyimpulkan bahwa yang paling tahu kehidupan alam ghaib hanyalah Allah, termasuk kehidupan jin dan syetan. Sebetulnya Rasulullah sendiri makhluk yang paling dekat dan paling bertaqwa kepada Allah-, juga tidak tahu akan hal yang ghaib. Beliau tahu yang ghaib sebatas apa yang diberitahukan oleh Allah kepadanya melalui wahyu yang beliau terima. Sehingga kita tidak boleh sok tahu akan hal-hal yang ghaib. Kalau berbicara hal yang ghaib, ikutilah sumber wahyu yang ada (al-Qur’an dan al-Hadits) agar kita tidak tersesat, dan iman kita terhadap yang ghaib tidak salah.
Yang kita maksud dari mitos di sini adalah informasi tentang kehidupan jin yang tidak sesuai syari’at Islam. Yang selama ini menjadi opini ghaib dan wacana mistik yang mayoritas masyarakat kita meyakini akan kebenarannya. Padahal mitos itu tidak benar adanya. Akibat dari keyakinan pada mitos yang salah itu, keimanan kita pada yang ghoib, terutama tentang kehidupan jin jadi menyimpang dari syari’at Islam. Lalu dari kesalahan itu melahirkan penyimpangan prilaku dan perbuatan. Akhirnya ia takut pada sesuatu yang tidak pada tempatnya. Lebih takut kepada jin dan syetan daripada takut kepada Yang menciptakan mereka, yaitu Allah.
Jin adalah bagian dari makhluk ghaib. Dan beriman kepada yang ghaib adalah bagian dari karakter dan sifat seorang mukmin yang bertaqwa (QS. al-Baqoroh: 1-5). Kalau keimanan seorang mukmin itu salah, maka akan terjadi kecacatan (kesalahan) dalam keimanannya. Berikut keyakinan yang salah kaprah (mitos yang tak perlu dibenarkan) dan sudah mewabah di masyarakat, serta diblow-up di berbagai macam media massa cetak atau elektronik yang harus segera diluruskan agar tidak merusak iman kita, atau kaum muslimin pada khususnya.
Jinn race (demon) from islamic perspective
Allah telah menegaskan dalam firman-Nya, “(Dialah Allah) yang Maha Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorang pun tentang yang ghaib itu, kecuali kepada rasul yang diridhai-Nya”. (QS. Al-Jin: 26-27). Sehingga di ayat yang lain Rasulullah diperintahkan oleh Allah untuk mengakui akan ketidaktahuannya tentang keghaiban, kecuali yang sudah diwahyukan Allah kepadanya, “Dan sekiranya aku mengetahui yang ghaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya. Dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman”. (QS. Al-A’raf: 188).
Berdasarkan ayat tersebut, kita bisa menyimpulkan bahwa yang paling tahu kehidupan alam ghaib hanyalah Allah, termasuk kehidupan jin dan syetan. Sebetulnya Rasulullah sendiri makhluk yang paling dekat dan paling bertaqwa kepada Allah-, juga tidak tahu akan hal yang ghaib. Beliau tahu yang ghaib sebatas apa yang diberitahukan oleh Allah kepadanya melalui wahyu yang beliau terima. Sehingga kita tidak boleh sok tahu akan hal-hal yang ghaib. Kalau berbicara hal yang ghaib, ikutilah sumber wahyu yang ada (al-Qur’an dan al-Hadits) agar kita tidak tersesat, dan iman kita terhadap yang ghaib tidak salah.
Yang kita maksud dari mitos di sini adalah informasi tentang kehidupan jin yang tidak sesuai syari’at Islam. Yang selama ini menjadi opini ghaib dan wacana mistik yang mayoritas masyarakat kita meyakini akan kebenarannya. Padahal mitos itu tidak benar adanya. Akibat dari keyakinan pada mitos yang salah itu, keimanan kita pada yang ghoib, terutama tentang kehidupan jin jadi menyimpang dari syari’at Islam. Lalu dari kesalahan itu melahirkan penyimpangan prilaku dan perbuatan. Akhirnya ia takut pada sesuatu yang tidak pada tempatnya. Lebih takut kepada jin dan syetan daripada takut kepada Yang menciptakan mereka, yaitu Allah.
Jin adalah bagian dari makhluk ghaib. Dan beriman kepada yang ghaib adalah bagian dari karakter dan sifat seorang mukmin yang bertaqwa (QS. al-Baqoroh: 1-5). Kalau keimanan seorang mukmin itu salah, maka akan terjadi kecacatan (kesalahan) dalam keimanannya. Berikut keyakinan yang salah kaprah (mitos yang tak perlu dibenarkan) dan sudah mewabah di masyarakat, serta diblow-up di berbagai macam media massa cetak atau elektronik yang harus segera diluruskan agar tidak merusak iman kita, atau kaum muslimin pada khususnya.