Pahlawan Wanita Muslimah Dari Kerajaan Aceh Yang Melegenda

Comics & Graphic Novels, Manga, Historical Fiction, Science Fiction & Fantasy, Historical, Nonfiction, History, Military
Cover of the book Pahlawan Wanita Muslimah Dari Kerajaan Aceh Yang Melegenda by Muhammad Vandestra, Dragon Promedia
View on Amazon View on AbeBooks View on Kobo View on B.Depository View on eBay View on Walmart
Author: Muhammad Vandestra ISBN: 9781370830879
Publisher: Dragon Promedia Publication: January 7, 2018
Imprint: Language: Indonesian
Author: Muhammad Vandestra
ISBN: 9781370830879
Publisher: Dragon Promedia
Publication: January 7, 2018
Imprint:
Language: Indonesian

Perempuan millenium Indonesia masih berjuang menegakkan kesamaan haknya yang terinspirasi oleh “gerutuan” Raden Ayu Kartini. Namun, 7 abad lalu perempuan Aceh telah menikmati hak-haknya sebagai manusia yang setara tanpa perdebatan. Barangkali selama ini yang kita kenal pahlawan perempuan dari Aceh mugkin hanya Cut Nyak Dien saja. Hal ini dapat dipahami karena perjuangan heroiknya melawan Belanda sudah difilmkan, dimana pemeran sebagai Cut Nyak Dhien adalah artis legendaris Christine Hakim.

Akan tetapi sebenarnya Cut Nyak Dhien hanyalah satu dari sekian banyak perempuan Aceh yang memiliki kehebatan yang luar biasa di Aceh. Dan itu sudah ada jauh sebelum isu emansipasi dikembangkan. Sebab peran mereka melebihi peran para laki-laki pada saat itu.
Di Matangkuli, Kecamatan Minye Tujoh, Kabupaten Aceh Utara, terdapat sebuah makam kuno yang pada nisannya bertuliskan Arab dan Jawa Kuno. Dituliskan di nisan itu, orang yang dimakamkan adalah Ratu Ilah Nur yang meninggal tahun 1365. Siapa Ilah Nur? Ratu Ilah Nur adalah seorang Ratu yang memerintah Kerajaan Pasai. Keterangan itu juga dapat diperoleh di kitab Negara Kartagama tulisan Prapanca. Disebutkan, Samudera Pasai merupakan daerah yang ditaklukkan oleh Hayam Wuruk, dengan Patihnya Gajah Mada. Buku Hikayat Raja Raja Pasai juga menyebutkan tentang kekuasaan Majapahit terhadap Pasai. Setelah segala sesuatunya diatur di Pasai, laskar Majapahit kembali ke Jawa. Namun, sebelum kembali, pembesar-pembesar Majapahit mengangkat seorang Raja, yaitu Ratu Nur Ilah. Ratu Nur Ilah merupakan keturunan Sultan Malikuzzahir. Tidak banyak keterangan yang didapatkan oleh peneliti tentang masa pemerintahan Ratu Ilah Nur ini.

Perempuan Aceh memang luar biasa. Mereka mampu mensejajarkan diri dengan kaum pria. Bahkan, pekerjaan peperangan pun, yang biasanya seluruhnya dilakukan oleh kaum pria, diterjuninya pula. Mereka menjadi panglima, memimpin ribuan laskar di hutan dan di gunung-gunung. Bahkan ada laskar wanita yang disebut Inong Bale. Mereka ini para janda syuhada yang menuntut kematian suaminya. Para perempuan Aceh berani meminta cerai dari suaminya bila suaminya berpaling muka kepada Belanda. Kaum pria Aceh pun bersikap sportif. Mereka dengan lapang hati memberikan sebuah jabatan tertinggi dan rela pula menjadi anak buahnya. Diantaranya mereka yang amat dikenal bahkan melegenda, seperti Cut Nyak Dhien, Laksamana Kumalahayati, dan sebagainya.

Beberapa periode, Kerajaan Aceh Besar yang berdaulat, pernah dipimpin oleh perempuan. Selain Ratu Nur diatas, ada Sultanah Safiatuddin Syah, Ratu Inayat Zakiatuddin Syah, Sultanah Nurul Alam Naqiatuddin Syah dan Ratu Nahrasiyah. Sementara yang terjun ke medan pertempuran, ada Laksamana Malahayati, Cut Nyak Dien, Cut Meutia, Pocut Baren dan Pocut Meurah Intan. Ada pula yang menjadi uleebalang (penguasa lokal). Diantara panglima-panglima tersebut, yang banyak disebut-sebut oleh pendatang Barat adalah Laksamana Malahayati. Mereka ini oleh peneliti dan ilmuwan barat disejajarkan dengan Semiramis, Permaisuri Raja Babilonia dan Katherina II Kaisar Rusia.

View on Amazon View on AbeBooks View on Kobo View on B.Depository View on eBay View on Walmart

Perempuan millenium Indonesia masih berjuang menegakkan kesamaan haknya yang terinspirasi oleh “gerutuan” Raden Ayu Kartini. Namun, 7 abad lalu perempuan Aceh telah menikmati hak-haknya sebagai manusia yang setara tanpa perdebatan. Barangkali selama ini yang kita kenal pahlawan perempuan dari Aceh mugkin hanya Cut Nyak Dien saja. Hal ini dapat dipahami karena perjuangan heroiknya melawan Belanda sudah difilmkan, dimana pemeran sebagai Cut Nyak Dhien adalah artis legendaris Christine Hakim.

Akan tetapi sebenarnya Cut Nyak Dhien hanyalah satu dari sekian banyak perempuan Aceh yang memiliki kehebatan yang luar biasa di Aceh. Dan itu sudah ada jauh sebelum isu emansipasi dikembangkan. Sebab peran mereka melebihi peran para laki-laki pada saat itu.
Di Matangkuli, Kecamatan Minye Tujoh, Kabupaten Aceh Utara, terdapat sebuah makam kuno yang pada nisannya bertuliskan Arab dan Jawa Kuno. Dituliskan di nisan itu, orang yang dimakamkan adalah Ratu Ilah Nur yang meninggal tahun 1365. Siapa Ilah Nur? Ratu Ilah Nur adalah seorang Ratu yang memerintah Kerajaan Pasai. Keterangan itu juga dapat diperoleh di kitab Negara Kartagama tulisan Prapanca. Disebutkan, Samudera Pasai merupakan daerah yang ditaklukkan oleh Hayam Wuruk, dengan Patihnya Gajah Mada. Buku Hikayat Raja Raja Pasai juga menyebutkan tentang kekuasaan Majapahit terhadap Pasai. Setelah segala sesuatunya diatur di Pasai, laskar Majapahit kembali ke Jawa. Namun, sebelum kembali, pembesar-pembesar Majapahit mengangkat seorang Raja, yaitu Ratu Nur Ilah. Ratu Nur Ilah merupakan keturunan Sultan Malikuzzahir. Tidak banyak keterangan yang didapatkan oleh peneliti tentang masa pemerintahan Ratu Ilah Nur ini.

Perempuan Aceh memang luar biasa. Mereka mampu mensejajarkan diri dengan kaum pria. Bahkan, pekerjaan peperangan pun, yang biasanya seluruhnya dilakukan oleh kaum pria, diterjuninya pula. Mereka menjadi panglima, memimpin ribuan laskar di hutan dan di gunung-gunung. Bahkan ada laskar wanita yang disebut Inong Bale. Mereka ini para janda syuhada yang menuntut kematian suaminya. Para perempuan Aceh berani meminta cerai dari suaminya bila suaminya berpaling muka kepada Belanda. Kaum pria Aceh pun bersikap sportif. Mereka dengan lapang hati memberikan sebuah jabatan tertinggi dan rela pula menjadi anak buahnya. Diantaranya mereka yang amat dikenal bahkan melegenda, seperti Cut Nyak Dhien, Laksamana Kumalahayati, dan sebagainya.

Beberapa periode, Kerajaan Aceh Besar yang berdaulat, pernah dipimpin oleh perempuan. Selain Ratu Nur diatas, ada Sultanah Safiatuddin Syah, Ratu Inayat Zakiatuddin Syah, Sultanah Nurul Alam Naqiatuddin Syah dan Ratu Nahrasiyah. Sementara yang terjun ke medan pertempuran, ada Laksamana Malahayati, Cut Nyak Dien, Cut Meutia, Pocut Baren dan Pocut Meurah Intan. Ada pula yang menjadi uleebalang (penguasa lokal). Diantara panglima-panglima tersebut, yang banyak disebut-sebut oleh pendatang Barat adalah Laksamana Malahayati. Mereka ini oleh peneliti dan ilmuwan barat disejajarkan dengan Semiramis, Permaisuri Raja Babilonia dan Katherina II Kaisar Rusia.

More books from Dragon Promedia

Cover of the book Tales of Prophet Idris (Пророк Идрис) Bilingual Edition English & Russian by Muhammad Vandestra
Cover of the book Kitab Suci Al-Quran Edisi Bilingual Bahasa Arab & Bahasa Inggris by Muhammad Vandestra
Cover of the book Tales of Prophet Lot (Pbuh) & The People of Sodom and Gomorrah by Muhammad Vandestra
Cover of the book The Law of War & Peace In Islam by Muhammad Vandestra
Cover of the book Japanese Folklore The Legend of Eternal Life by Muhammad Vandestra
Cover of the book Islam Folklore Tales of Luqman The Wise Bilingual Edition English & Spanish by Muhammad Vandestra
Cover of the book Kisah Hikayat Nabi Luth AS Edisi Bilingual Inggris & Indonesia by Muhammad Vandestra
Cover of the book Kisah Hikayat Laba-Laba Gua Tsur Yang Mencintai & Melindungi Nabi Muhammad SAW Edisi Bilingual Inggris & Indonesia by Muhammad Vandestra
Cover of the book Terjemahan Juz Amma Edisi Bilingual Inggris & Indonesia (Juz Amma Bilingual Edition English & Indonesia) by Muhammad Vandestra
Cover of the book Juz Amma From Holy Quran For Kids by Muhammad Vandestra
Cover of the book Wisata Supratural Traveling Ke Kampung Jin Alas Ketonggo Kabupaten Ngawi by Muhammad Vandestra
Cover of the book Kisah Hikayat Nabi Muhammad SAW Utusan Allah SWT Yang Terakhir by Muhammad Vandestra
Cover of the book Kisah Hikayat Nabi Isa AS Putra Siti Maryam & Burung Merpati Yang Tercipta Dari Tanah Liat by Muhammad Vandestra
Cover of the book Ислам фольклор Пророк Иисус (Иса) Сын Марии и птицы из глины (Islam Folklore Prophet Jesus (Isa) Son of Mary & The Bird from Clay) by Muhammad Vandestra
Cover of the book The Bloody Valentine's Day by Muhammad Vandestra
We use our own "cookies" and third party cookies to improve services and to see statistical information. By using this website, you agree to our Privacy Policy